Alam Akhirat



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Perkenalkan ukhti wa Akhi, nama Saya Dede Setiawati. Dan ini merupakan blog pertama yang saya buat, semoga bermanfaat.


Surga dan Neraka

Memang benar adanya, karena sudah terbukti dalam ayat - ayat Alquran dan firman Allah SWT.P
Padasurah At Tahrim (66) ayat 6 - 8 yaitu :

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (7) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (8)


"Hai orang - orang yamg beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mmendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan - Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. " Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan. Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni - murninya, mudah - mudahan Robb - mu akan menghapus kesalahan - kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang - orang yang beriman bersama dengan dia; sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."


Sufyananas-sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari seorang lelaki, dari Ali ibnu Abu Talib r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Makna yang dimaksud ialah didiklah mereka dan ajarilah mereka.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yakni amalkanlah ketaatan kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah kepada keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari api neraka.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yaitu bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk bertakwa kepada Allah.

Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan engkau cegah mereka dari perbuatan durhaka terhadap­Nya. Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap mereka perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya serta engkau bantu mereka untuk mengamalkannya. Dan apabila engkau melihat di kalangan mereka terdapat suatu perbuatan maksiat terhadap Allah, maka engkau harus cegah mereka darinya dan engkau larang mereka melakukannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Muqatil, bahwa sudah merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya—baik dari kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya — hal-hal yang difardukan oleh Allah dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus mereka jauhi.
Semakna dengan ayat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, dan Imam Turmuzi melalui hadis Abdul Malik ibnur Rabi' ibnu Sabrah, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:


"مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ، فَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا"


Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan salat bila usianya mencapai tujuh tahun; dan apabila usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya.
Ini menurut lafaz Abu Daud. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan. Imam Abu Daud telah meriwayatkan pula melalui hadis Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah Saw. hal yang semisal. Ulama fiqih mengatakan bahwa hal yang sama diberlakukan terhadap anak dalam masalah puasa, agar hal tersebut menjadi latihan baginya dalam ibadah, dan bila ia sampai pada usia balig sudah terbiasa untuk mengerjakan ibadah, ketaatan, dan menjauhi maksiat serta meninggalkan perkara yang mungkar.
*******************

Firman Allah Swt.:
{وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ}

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6)
Waqud artinya bahan bakarnya yang dimasukkan ke dalamnya, yaitu tubuh-tubuh anak Adam.

{وَالْحِجَارَةُ}
dan batu. (At-Tahrim: 6)

Menurut  suatu pendapat, yang dimaksud dengan batu adalah berhala-berhala yang dahulunya dijadikan sesembahan, karena ada firman Allah Swt. yang mengatakan:

{إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ}

Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya: 98)


Ibnu Mas'ud, Mujahid, Abu Ja'far Al-Baqir, dan As-Saddi mengatakan bahwa batu yang dimaksud adalah batu kibrit (fosfor).
Mujahid mengatakan bahwa batu itu lebih busuk baunya daripada bangkai.

Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal ini, dia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Sinan Al-Minqari, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz (yakni Ibnu Abu Daud) yang mengatakan bahwa telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini, yaitu firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6) sedangkan di hadapan beliau terdapat para sahabatnya yang di antara mereka terdapat seorang yang sudah lanjut usianya, lalu orang tua itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah batu Jahanam sama dengan batu dunia?"Nabi Saw. menjawab:

"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَصَخرة مِنْ صَخْرِ جَهَنَّمَ أعظمُ مِنْ جبَال الدُّنْيَا كُلِّهَا".

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya sebuah batu Jahanam lebih besar daripada semua gunung yang ada di dunia.

Lalu orang tua itu jatuh pingsan karena mendengarnya, maka Nabi Saw. meletakkan tangannya di jantung orang tua itu dan ternyata masih berdegup, berarti dia masih hidup. Maka beliau Saw. menyerunya (menyadarkannya) seraya bersabda, "Hai orang tua, katakanlah, 'Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah'." Maka orang tua itu membacanya sepuluh kali, dan Nabi Saw. menyampaikan berita gembira masuk surga kepadanya. Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah di antara kita?" Rasulullah Saw. mengiakan dan beliau membaca firman-Nya:

{ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ}

Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan takut kepada ancaman-Ku. (Ibrahim: 14)
Hadis ini mursal lagi garib.

*******************
Firman Allah Swt.:
{عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ}

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras. (At-Tahrim: 6)

Yakni watak mereka kasar dan telah dicabut dari hati mereka rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah. Merekajuga keras, yakni bentuk rupa mereka sangat keras, bengis, dan berpenampilan sangat mengerikan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Syabib, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Hakam ibnu Aban, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa apabila permulaan ahli neraka sampai ke neraka, maka mereka menjumpai pada pintunya empat ratus ribu malaikat penjaganya, yang muka mereka tampak hitam dan taring mereka kelihatan hitam legam. Allah telah mencabut dari hati mereka rasa kasih sayang; tiada kasih sayang dalam hati seorang pun dari mereka barang sebesar zarrah pun. Seandainya diterbangkan seekor burung dari pundak seseorang dari mereka selama dua bulan terus-menerus, maka masih belum mencapai pundak yang lainnya. Kemudian di pintu itu mereka menjumpai sembilan belas malaikat lainnya, yang lebar dada seseorang dari mereka sama dengan perjalanan tujuh puluh musim gugur. Kemudian mereka dijerumuskan dari satu pintu ke pintu lainnya selama lima ratus tahun, dan pada tiap-tiap pintu neraka Jahanam mereka menjumpai hal yang semisal dengan apa yang telah mereka jumpai pada pintu pertama, hingga akhirnya sampailah mereka ke dasar neraka.
Firman Allah Swt.:

{لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan­Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)

Maksudnya, apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, maka mereka segera mengerjakannya tanpa terlambat barang sekejap pun, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakannya: tugas apa pun yang dibebankan kepada mereka, mereka tidak mempunyai kelemahan. Itulah Malaikat Zabaniyah atau juru siksa, semoga Allah melindungi kita dari mereka.
Firman Allah Swt.:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}

Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan. (At-Tahrim: 7)

Yaitu dikatakan kepada orang-orang kafir kelak di hari kiamat, bahwa janganlah kalian mengemukakan alasan, karena sesungguhnya tidak akan diterima hal itu dari kalian, dan tidaklah kalian dibalasi melainkan menurut apa yang telah kalian perbuat. Dan sesungguhnya pada hari ini kalian hanya dibalasi menurut amal perbuatan kalian.

Dalam firman selanjutnya disebutkan:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا}

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. (At-Tahrim: 8)

Yakni tobat yang sebenar-benarnya lagi pasti, maka akan terhapuslah semua kesalahan yang terdahulu. Dan tobat yang sebenarnya dapat merapikan diri pelakunya dan menyegarkannya kembali serta menjadi benteng bagi dirinya dari mengerjakan perbuatan-perbuatan yang rendah.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sammak ibnu Harb, bahwa ia pernah mendengar An-Nu'man ibnu Basyir mengatakan dalam khotbahnya bahwa ia pernah mendengar Umar ibnul Khattab r.a. membaca firman-Nya Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. (At-Tahrim: 8) Lalu Umar mengatakan bahwa seseorang melakukan perbuatan dosa, kemudian tidak mengulanginya lagi.

As-Sauri telah meriwayatkan dari Sammak, dari An-Nu'man, dari Umar yang mengatakan bahwa tobat nasuha ialah bila seseorang bertobat dari perbuatan dosa, kemudian tidak mengulanginya lagi, atau tidak berkeinginan mengulanginya lagi.

Abul Ahwas dan lain-lainnya telah meriwayatkan dari Sammak, dari An-Nu'man, bahwa Umar pernah ditanya tentang tobat nasuha. Maka Umar menjawab, "Tobat yang nasuha ialah bila seseorang bertobat dari perbuatan buruk, kemudian tidak mengulanginya lagi selama-lamanya."
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: dengan tobat yang semurni-murninya. (At-Tahrim: 8) Bahwa seseorang bertobat (dari perbuatan dosanya), kemudian tidak mengulanginya lagi.

Hal ini telah diriwayatkan secara marfu';

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمُ الهَجَري، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "التَّوْبَةُ مِنَ الذَّنْبِ أَنْ يَتُوبَ مِنْهُ، ثُمَّ لَا يَعُودُ فِيهِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Asim, dari Ibrahim Al-Hijri, dari Abul Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tobat dari dosa ialah bila seseorang bertobat darinya, kemudian tidak mengulanginya lagi.

Hadis diriwayatkan secara tunggal oleh Imam Ahmad melalui jalur Ibrahim ibnu Muslim Al-Hijri, sedangkan dia orangnya daif, dan riwayat yang mauquf lebih sahih predikatnya, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Karena itu, para ulama mengatakan bahwa tobat yang murni ialah bila seseorang menghentikan dirinya dari perbuatan dosa di saat itu juga, kemudian ia menyesali apa yang telah dilakukannya di masa lalu, dan bertekad di masa mendatang ia tidak akan mengerjakan hal itu lagi.
Kemudian jika hak yang dilanggarnya berkaitan dengan hak Adami, maka ia diharuskan mengembalikannya dengan cara yang berlaku.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Abdul Karim, telah menceritakan kepadaku Ziad ibnu Abu Maryam, dari Abdullah ibnu Mugaffal yang mengatakan bahwa ia masuk bersama ayahnya ke rumah Abdullah ibnu Mas'ud. Kemudian ia bertanya, "Apakah engkau pernah mendengar Nabi Saw. bersabda bahwa penyesalan itu adalah tobat?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Ya." Di lain kesempatan ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar beliau Saw. bersabda:

"النَّدَمُ تَوْبَةٌ".
Penyesalan adalah tobat.

Demikianlah menurut riwayat Imam Ibnu Majah dari Hisyam ibnu Ammar, dari Sufyan ibnu Uyainah, dari Abdul Karim alias Ibnu Malik Al-Jazari dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepadaku Al-Walid ibnu Bukair Abu Janab, dari Abdullah ibnu Muhammad Al-Abdi, dari Abu Sinan Al-Basri, dari Abu Qilabah, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa pernah dikatakan kepada kami (para sahabat) banyak hal yang akan terjadi di penghujung umat ini di saat kiamat telah dekat. Antara lain lelaki menyetubuhi istrinya atau budak perempuannya pada liang anusnya. Yang demikian itu termasuk perbuatan yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, juga dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya. Antara lain lelaki mengawini sesamajenisnya, yang demikian itu merupakan perbuatan yang diharamkan dan dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan antara lain ialah perempuan mengawini sesamajenisnya, padahal yang demikian itu merupakan perbuatan yang dimurkai dan diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak diterima salatnya selama masih tetap melakukan perbuatannya yang terkutuk itu, sampai mereka bertobat kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Zur mengatakan bahwa lalu ia bertanya kepada Ubay ibnu Ka'b, "Apakah yang dimaksud dengan tobat yang semurni-murninya?" Maka Ubay ibnu Ka'b menjawab, bahwa ia pernah menanyakan hal itu kepada Rasulullah Saw., dan Rasulullah Saw. menjawab:

"هُوَ النَّدَمُ عَلَى الذَّنْبِ حينَ يَفرطُ مِنْكَ، فتستغفرُ اللَّهَ بِنَدَامَتِكَ مِنْهُ عِنْدَ الْحَاضِرِ، ثُمَّ لَا تَعُودُ إِلَيْهِ أَبَدًا"

Penyesalan atas perbuatan dosa manakala kamu telah mengerjakannya, lalu kamu memohon ampunan kepada Allah dengan penyesalanmu itu di waktu seketika, kemudian kamu bertekad untuk tidak mengulanginya lagi selama-lamanya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Amr ibnul Ala; ia pernah mendengar Al-Hasan mengatakan bahwa tobat yang semurni-murninya ialah bila kamu berbalik membenci dosa sebagaimana kamu menyukainya sebelum itu, lalu kamu memohon ampun kepada Allah bila kamu teringat kepadanya. Apabila seseorang telah bertekad untuk tobat dan meneguhkan pendiriannya pada tobatnya, maka sesungguhnya tobatnya itu dapat menghapus semua dosa yang sebelumnya. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahih, yaitu:

"الْإِسْلَامُ يَجُب مَا قَبْلَهُ، وَالتَّوْبَةُ تَجُبُّ مَا قَبْلَهَا"

Islam menghapuskan semua dosa yang sebelumnya, dan tobat menghapuskan dosa yang sebelumnya.

Apakah syarat tobat yang semurni-murninya itu mempunyai pengertian keberlangsungan dalam keadaan demikian sampai mati, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis dan asar, kemudian tidak mengulanginya lagi untuk selama-lamanya? Ataukah cukup hanya dengan tekad bahwa ia tidak akan memikirkan masa lalunya, hingga manakala ia terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa sesudah tobatnya itu, maka hal tersebut tidak mempengaruhi penghapusan dosa yang telah dilakukannya? Sebab makna umum yang terkandung di dalam sabda Nabi Saw. mengatakan: Tobat dapat menghapuskan dosa yang sebelumnya.
Bagi pendapat yang pertama, dalil yang menguatkannya disebutkan di dalam kitab sahih pula, yaitu:

"مَن أحسنَ فِي الْإِسْلَامِ لَمْ يُؤاخَذ بِمَا عَمِلَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، وَمَنْ أَسَاءَ فِي الْإِسْلَامِ أُخِذَ بِالْأَوَّلِ وَالْآخِرِ"

Barang siapa yang berbuat baik dalam Islam, maka ia tidak akan dihukum karena apa yang telah dilakukannya di masa Jahiliah. Dan barang siapa yang berbuat buruk dalam masa Islamnya, maka ia dihukum karena perbuatan buruk di masa awal dan akhirnya.
Untuk itu apabila hal ini dalam Islam lebih kuat daripada tobat, maka terlebih lagi dalam masalah tobat; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
*******************
Firman Allah Swt.:

{عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ}

mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (At-Tahrim: 8)

Kalau lafaz 'asa yang artinya mudah-mudahan bila dari Allah berarti suatu kepastian.

{يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ}

pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia. (At-Tahrim: 8)
Yakni Allah tidak mengecewakan mereka yang bersama dengan Nabi di hari kiamat.

{نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ}

sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. (At-Tahrim: 8)

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam tafsir surat Al-Hadid.

{يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ}

sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (At-Tahrim: 8)

Mujahid, Ad-Dahhak, Al-Hasan Al-Basri, dan lain-lainnya mengatakan bahwa inilah perkataan orang-orang mukmin ketika mereka melihat di hari kiamat cahaya orang-orang munafik padam.

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَاقَ الطَالَقَانِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ حَسَّانَ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي كِنَانَةَ قَالَ: صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ، فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: "اللَّهُمَّ، لَا تُخْزِنِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Ishaq At-Taliqani, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, dari Yahya ibnu Hassan, dari seorang lelaki dari kalangan Bani Kinanah yang mengatakan bahwa ia pernah salat di belakang Rasulullah Saw. pada hari penaklukan Mekah, lalu ia mendengar beliau Saw. membaca doa berikut, yaitu: Ya Allah, janganlah Engkau hinakan aku pada hari kiamat.

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ نَصْرٍ الْمَرْوَزِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، أَخْبَرَنَا ابْنِ لَهِيعة، حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا ذَرٍّ وَأَبَا الدَّرْدَاءِ قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أنا أَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ فِي السُّجُودِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ بِرَفْعِ رَأْسِهِ، فأنظرُ بَيْنَ يَدَيّ فَأَعْرِفُ أُمَّتِي مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ، وَأَنْظُرُ عَنْ يَمِينِي فَأَعْرِفُ أُمَّتِي مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ، وَأَنْظُرُ عَنْ شِمَالِي فَأَعْرِفُ أُمَّتِي مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ". فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ تَعْرِفُ أُمَّتَكَ مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ. قَالَ: "غُرٌّ مُحجلون مِنْ آثَارِ الطُّهور وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ مِنَ الْأُمَمِ كَذَلِكَ غَيْرُهُمْ، وَأَعْرِفُهُمْ أَنَّهُمْ يؤتَون كُتُبَهُمْ بِأَيْمَانِهِمْ، وَأَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ، وَأَعْرِفُهُمْ بِنُورِهِمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ"


Muhammad ibnu Nasr Al-Marwazi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muqatil Al-Marwazi, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Abu Habib, dari Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir, bahwa ia pernah mendengar Abu Zar dan Abud Darda mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Aku adalah orangyang mula-mula diberi izin baginya untuk bersujud di hari kiamat, dan orang yang mula-mula diberi izin untuk mengangkat kepalanya, lalu aku memandang ke arah depanku, maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya. Dan aku melihat ke arah kananku, maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya. Dan aku memandang ke arah kiriku, maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya. Maka ada seorang lelaki yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah engkau mengenal umatmu di antara umat-umat lainnya?" Rasulullah Saw. menjawab: Anggota tubuh mereka kelihatan bercahaya kemilauan karena bekas air wudu, dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun dari kalangan umat lain yang selain mereka. Dan aku mengenal mereka karena kitab-kitab catatan amal perbuatan mereka diberikan dari arah kanannya. Dan aku mengenal mereka melalui tanda yang ada pada kening mereka dari bekas sujudnya. Dan aku mengenal mereka karena nur (cahaya) nya bersinar di hadapan mereka.


Pengertian Surga

Surga atau sorga berasal dari bahasa Sankrit ( Sanskerta ) yaitu svarga, yang berasal dari dua suku kata, svar artinya cahaya dan ga artinya perjalanan. Hal ini berarti, Surga pada mulanya mempunyai makna perjalanan menuju cahaya atau menjadi satu dengan cahaya. Swarga merupakan alam yang penuh kenikmatan tempatnya para sukma orang - orang yang hidupnya penuh dengan kebajikan. Dalam pengertian semula, surga itu adanya sekarang ini. Tidak menunggu hingga hancurnya alam semesta ini.

Firman Allah dalam surah At Taubah ( 9 ) ayat 72 :

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


Wa’adallahul mu’miniina wal mu’minaati jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa wamasaakina thai-yibatan fii jannaati ‘adnin waridhwaanun minallahi akbaru dzalika huwal fauzul ‘azhiim(u);
Artinya :
" Allah menjanjikan kepada orang - orang yang mu'min lelaki dan perempuan, ( akan mendapat ) surga yang di bawahnya mengalir sungai - sungai, kekal mereka di dalamnya, dan ( mendapat ) tempat - tempat yang bagus di Surga 'Adn. Dan keridho - an Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar "

Surat Ali 'Imroon ( 3 ) ayat 185 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti wa-innamaa tuwaffauna ujuurakum yaumal qiyaamati faman zuhziha ‘aninnaari wa-udkhilal jannata faqad faaza wamaal hayaatud-dunyaa ilaa mataa’ul ghuruur(i);

Artinya :
" Tiap - tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memberdayakan ".

Macam - macam surga yaitu :

1. Jannatu'l - Ikhtishash, ialah surga yang diperuntukkan untuk mereka yakni : 1). Anak - anak kecil yang meninggal sebelum dikenakan kewajiban agama. 2). Siapa saja yang dikehendaki Allah. 3). Mereka yang hilang akalnya, kelakuannya baik ketika masih normal, kemudian menderita sakit ingatan sehingga meninggal. 4). Mereka yang percaya ke - Esaan Allah yang diperoleh karena menyelidiki sendiri terhadap bukti - bukti ke - EsaaNya yang bertebaran di alam semesta/ dunia fana. 5). Mereka yang hidup pada periode dua Rasul, yang tidak sampai dakwah Rasul kepadanya. 6). Mereka yang menerima dakwah ahli tauhid kepadanya, sungguh pun tidak seasli yang dibawa Rasul.

2. Jannatu'l - Mirats, yaitu surga yang disediakan bagi mereka yang tadinya kafir, kemudian beriman. Karena tempat - tempat tersebut tidak jadi diisi, maka diberikan atau diwariskan kepada mereka, di samping tempat - tempat yang ditentukan sendiri bagi penghuni surga ( Q.S Al Hadid : 10 )

3. Jannatu'l - 'Amal, yaitu surga yang disediakan bagi mereka orang - orang Mukmin berdasarkan amal perbuatan mereka ketika hidupnya di dunia.

Pengertian Neraka

Kata neraka disebut Naat, yang berarti api🔥
Yang menyala. Secara istilah, neraka berarti tempat balasan berupa siksaan bagi orang yang berbuat dosa dan kesalahan.

Neraka adalah tempat penyiksaan dimana bentuk hukumannya yang paling menyiksa digambarkan sebagai api. Nama - nama neraka yang digunakan dalam Al - Qur'an : Al - Naar ( api ), Jahannam, Al - Jahim ( yang membakar ), Al - Sai'ir ( jilatan api ), Al - Sabar ( api yang menghanguskan ), Al - Hawiyah ( jurang ), Al - Huthamah ( api yang meremukkan ).


  • Naar adalah api yang sangat panas sekali atau api yang dijadikan jin darinya. Adapun ayat - ayat yang menggunakan kata Naar ditemukan sebanyak 194 kali.
  • Jahannam, yang memiliki arti sumur yang dalam. Kata Jahannam dalam Al - Qur'an disebutkan sebanyak 77 kali.
  • Kata lazha berarti menyala - nyala, lidah api, nama untuk neraka. Disebutkan sebanyak 2 kali dalam Al - Qur'an. Yaitu dalam Q.S Al - Ma'arij ( 70 ) : 15 dan Al - Lail ( 92 ) : 14.
  • Istilah Huthamah, yang merujuk kepada makna neraka disebutkan sebanyak 2 kali dalam Al - Qur'an, yaitu Q.S Al - Humazah ( 104 ) : 4-5. Sedangkan kata yang memilki akar kata Huthamah disebutkan 6 kali, selain dari Q.S Al - Humazah ( 104 ) : 4-5, semuanya bermakna hancur. Huthamah adalah memecahkan atau meremukkan sesuatu, seperti yang terdapat dalam Q.S An - Naml ( 27 ) : 18, yaitu " agar tidak terinjak oleh Sulaiman dan tentaranya ".
  • Kata Sa'ir memiliki arti kayu api yang menyala-nyala, disebutkan sebanyak 19 kali dalam Al - Qur'an.
  • Kata neraka yang menggunakan istilah Saqar, dalam Al - Qur'an disebutkan sebanyak 4 kali. Adapun artinya adalah dari kerasnya cahaya matahari.
  • Kata Jahim memiliki arti api yang menyala-nyala, tempat yang amat panas dan ditemukan sebanyak 26 kali dalam Al - Qur'an.
  • Kata Hawiyah berarti jatuh dari atas ke bawah. Disebutkan 1 kali dalam Al - Qur'an. Sedangkan kata yang menunjuk akar katanya ( hawa ), disebutkan sebanyak 38 kali.



TUJUH MACAM NERAKA DAN AZABNYA

Sebagian ulama menerangkan mengenai pintu - pintu neraka sebagaimana Firman Allah : Tiap - tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu bagi mereka ( Q.S Al - Hijr : 44 ).
Golongan yang dimaksud adalah orang-orang kafir, munafiq, dan setan. Jarak antara satu pintu dengan lainnya adalah lima ratus tahun dan tujuh ratus tahun perjalanan.
Dan di setiap pintu, ada azab berlipat ganda. Di setiap satu azab menyerang satu orang. Dalam neraka itu ada malaikat yang kasar dan kejam. Hati mereka ( malaikat ) lebih keras dari batu.

  • Pintu pertama : Jahannam, dinamakan Jahannam karena penghuninya bermuka masam, baik laki-laki maupun perempuan, mereka saling memakan daging - daging mereka sendiri, Jahannam azabnya lebih ringan dari pada yang lainnya.
  Allah Berfirman 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

" Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit lain supaya mereka merasakan azab " ( Q.S An - Nisa : 56 )


  • Pintu kedua : Lazha Nazzatan Lisysyawa, tempat ini dihuni oleh orang-orang yang memakan kedua tangan dan kakinya sendiri, mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari tauhid dan berpaling dari ajaran yang dibawa Baginda Rasulullah Saw.
  • Pintu ketiga : Saqar, dinamakan demikian karena orang yang ada didalamnya memakan dagingnya tanpa tulang. 
  • Pintu keempat : Al - Huthamah, Allah berfirman " Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? Yaitu api yang disediakan Allah dan dinyalakan " ( Q.S Al Humazah : 5-6 ), dinamakan demikian karena penghuninya menghancurkan tulang dan membakar hatinya sendiri, Allah berfirman " yang membakar sampai ke hati " ( Q.S Al - Humazah : 7 )
Api neraka membakar dari telapak kakinya sampai membakar hatinya, dan melontarkan bunga api sebesar istana, Allah berfirman " Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana, seolah-olah ia iringan unta yang kuning " ( Q.S Al - Mursalat : 32-33 ). Ia berwarna sangat hitam. Bunga api neraka itu melontarkan ke langit kemudian turun membakar wajah, tangan, dan badan - badan mereka. Mereka menangis sampai kering air matanya. Kemudian mereka menangis air mata darah hingga kering. Kemudian mereka menangis air mata nanah hingga kering. Oleh karena banyaknya, sehingga kapal bisa melewati genangan air mata, darah, dan nanah yang tumpah tersebut.

Pintu kelima : Al - Jahim, disebut Al - Jahim karena bara apinya sangat besar, satu bara api lebih besar dari pada dunia.

Pintu keenam : As - Sa'ir, dinamakan As - Sa'ir karena apinya menyala terus dan tidak pernah padam sejak diciptakan. Didalamnya terdapat tiga ratus istana. Dalam setiap istana ada tiga ratus rumah, dalam setiap rumah ada tiga ratus bentuk azab dan siksaan, didalamnya terdapat ular, kalajengking, pasung, rantai, dan belenggu. Didalamnya juga ada penjara bawah tanah yang mendatangkan kesedihan. Tidak ada azab yang lebih berat dari penjara ini. Apabila dibukakan pintu penjara ini maka semua penghuni neraka mengalami kesedihan yang luar biasa.

Pintu ketujuh : Al - Hawiyah, dinamakan Al - Hawiyah karena siapa yang masuk ke dalamnya tidak akan keluar selama - lamanya. Dalam neraka ini ada sumur yang terus menerus menyala.
Allah Berfirman " Tiap - tiap kali nyala api itu akan padam, kami tambah lagi bagi mereka apinya ". ( Q.S Al - Isra : 97 )

Surga dan neraka itu adalah dua tempat tinggal abadi di kehidupan akhirat kelak, yang akan dihuni oleh semua manusia yang pernah hidup dari awal sampai akhir zaman sesuai dengan amal perbuatan mereka masing-masing selama di dunia. Surga dan neraka itu masing-masing memiliki perbedaan. Surga merupakan tempat yang penuh kesenangan dan tidak ada lagi tempat yang dapat menyerupai surga. Surga adalah balasan yang luar biasa yang disediakan oleh Allah untuk hamba - hamba yang dicintai-Nya, dan yang taat kepada-Nya. Kenikmatan di surga nanti jauh lebih besar dari kesenangan yang kita peroleh di dunia sekarang ini, karena kenikmatan surga adalah kekal sedangkan kesenangan duniawi hanya untuk sementara. Di surga kita tidak mengenal hal - hal yang tidak mengenakkan, kita tidak akan merasa lapar, haus, kepanasan, rasa ingin buang air, sakit hati, sedih, lelah atau semacamnya. Penghuni surga makan bukan karena lapar, minum bukan karena haus, dan mereka tidak pernah pula tidur, sebab tidur adalah saudara kematian. Penghuni surga nantinya saat memasuki pintu surga, dalam bentuk rupa yang paling sempurna, seperti Nabi Adam as. Karena tidak ada manusia yang lebih sempurna dan lebih rupawan dari Adam, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. Bersabda :
" Allah SWT. Telah menciptakan Adam dalam bentuk tersendiri dengan tinggi enam puluh hasta. Setiap orang yang masuk surga akan sama bentuknya dengan Adam, yakni tingginya enam puluh hasta. Manusia semakin lama semakin pendek setelah zaman Adam ". 

Penghuni surga akan selalu mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Di surga, wajah mereka akan bersinar seperti bulan purnama. Usia mereka akan tetap muda, sekitar 33 tahun di mana manusia berada pada puncak kekuatan, vitalitas, dan kemudaannya. Ucapan penghuni surga hanyalah ucapan - ucapan yang baik, jauh dari ucapan kotor dan memalukan seperti yang sering kita dengar saat di dunia ini. 
Lain halnya dengan surga, neraka adalah tempat tinggal yang disediakan Allah untuk orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya, tidak menjalankan perintah-Nya, dan melanggar larangan-Nya. Neraka itu tempat hukuman musuh-musuh Allah dan penjara bagi orang-orang yang berbuat jahat. Neraka merupakan tempat siksaan yang paling hina dan buruk. Neraka abadi, dan penghuninya akan kekal di dalam sana untuk selamanya, namun terkecuali bagian yang dikehendaki Allah untuk dikeluarkan. Penggambaran mengenai luas dan dalamnya neraka; pertama, setiap orang yang masuk neraka ukuran tubuhnya akan jauh lebih besar dari saat mereka di dunia. Bahkan jarak antara bahu kanan dan kiri mereka hampir sama dengan tiga hari perjalanan kaki. Kedua, apabila sebuah batu dilemparkan ke dalam neraka, maka akan membutuhkan waktu kira - kira tujuh puluh tahun lamanya untuk sampai ke dasar neraka. Ada hadist Bukhari yang meriwayatkan dari An - Nu'man ibn Basyir mendengar Rasulullah pernah bersabda " Orang yang akan menerima hukuman paling ringan di neraka nanti adalah orang yang di bawah telapak kakinya ditaruh bara yang menyala, yang akan membuat otaknya mendidih ". Selain itu, ada api neraka yang membakar dan menghanguskan kulit. Kulit adalah bagian tubuh yang paling sensitif, inilah alasannya mengapa Allah akan mengganti kulit yang terbakar dengan kulit baru untuk kemudian dibakar lagi, diganti dan dibakar lagi, diganti dan dibakar lagi, diganti dan dibakar lagi terus menerus, proses tersebut berlangsung tanpa henti. Azab Allah yang mengerikan lainnya adalah akan diseretnya wajah penghuni neraka di atas nyala api, dan dibolak - balikkan wajah mereka di dalam api yang panas, seperti kita saat sedang membakar ayam atau ikan di atas panggangan. Allah juga akan menghitamkan wajah penghuni neraka seperti malam yang gelap gulita. Kemudian penghuni neraka akan menangis memohon ampunan kepada Allah, tetapi sungguh Allah tidak akan mengampuni mereka lagi jika telsh sampai di akhirat. Kita sebagai umat islam hendaknya meyakini bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan, bukan malah sebaliknya. Imam At Thohawi rahimahullah dalam bukunya " al Aqidah as Salafiyah ", yang dikenal dengan sebutan Aqidah Thahawiyah, menjelaskan " Surga dan neraka telah tercipta. Tidak akan pernah sirna. Karena Allah menciptakan keduanya sebelum penciptaan manusia. Allah telah menetapkan penghuni untuk keduanya. Sesiapa yang menginginkan surga, maka baginya surga, sebagai karunia Tuhan untuknya. Dan sesiapa yang menginginkan neraka, maka nerakalah untuknya, sebagai bentuk keadilan-Nya. Takdir amal manusia sesuai dengan kemudahan yang ia dapat dalam meniti dua jalan tersebut. Mereka berjalan sesuai ketetapan yang telah Allah takdirkan untuknya. Kebaikan dan keburukan, telah ditakdirkan atas hamba - hambanya 
( Syarah At Thahawiyah, 440 )

Kaum Mu'tazilah dan Qadariyah meyakini berbeda. Mereka mengatakan bahwa surga dan neraka belum tercipta saat ini. Karena apabila Allah telah menciptakannya saat ini; padahal hari pembalasan belum terjadi, maka tentu ini sia - sia. Karena belum ada penghuninya. Dari alasan inilah kemudian mereka meyakini, bahwa surga dan neraka baru tercipta pada hari kiamat. 
Tentu ini akidah yang keliru. Karena menyelisi dalil - dalil Al - Qur'an dan hadis telah dijelaskan secara jelas dan gamblang, bahwa surga dan neraka telah ada saat ini. Adapun alasan mengenai kaum Mu'tazilah dan Qadariyah menyatakan, " Bila surga dan neraka telah tercipta dan telah ada saat ini, tentu Allah telah melakukan perbuatan yang sia - sia, " kerancuan ini muncul dari prinsip akidah mereka yang rusak. Dimana mereka lebih mendahulukan akal daripada dalil wahyu. Anggapan mereka, perbuatan dan ketetapan Allah itu, sama dengan perbuatan makhluk. Sehingga begitu mudah mereka menolak dalil wahyu, dengan alasan tidak logis. Padahal hal - hal seperti itu adalah tauqfi alias perkara gaib. 

Ibnu Abil 'iz Al Hanafi - rahimahullah - mengatakan, " Ahlussunnah wal jama'ah sepakat, bahwa surga dan neraka telah tercipta dan telah ada saat ini. Mereka senantiasa berada dalam akidah ini, sampai munculah kaum Mu'tazilah dan Qadariyah, yang mengingkari keyakinan ini. Mereka mengatakan : Surga dan neraka Allah ciptakan pada hari kiamat. Yabg mendorong mereka berkeyakinan seperti ini adalah prinsip kaidah mereka yang rusak dalam memahami syari'at Islam. Mereka menanyakan, " Mengapa Allah melakukan ini dan itu? Sepatutnya Allah melakukan ini dan ini. Ini tidak sepatutnya dilakukan oleh Allah. "
Mereka telah menganalogikan perbuatan Allah dengan perbuatan manusia. " ( Syarah At Thahawiyah, 440 ).

Maha suci Allah dari apa yang mereka sangkakan. Tidaklah mereka telah menghafal firman Allah 'azzawajalla,

Artinya :
" Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai " ( Q.S Al - Anbiya : 23 ).

Allah ta'ala berfirman tentang neraka,
Artinya :
" Dan peliharalah dirimu dari api neraka, telah disediakan untuk orang - orang kafir " ( Q.S Ali - Imran : 131 )

Imam Qurtubi rahimahullah berkata saat menafsirkan ayat ini, " Ayat ini dalil bahwa neraka telah tercipta. Ini sebagai bentahan terhadap kaum jahmiyah ( Masuk dalam golongan jahmiyah adalah Mu'tazilah. Pent ). Karena sesuatu yang belum ada, tidak akan pernah dijadikan janji " ( Al - Jaami' Li Ahkaamil Qur'an, 5/312 ).
Allah juga berfirman tentang neraka,
Artinya :
" Sesungguhnya neraka Jahanam itu ada tempat pengintaian. Sungguh neraka Jahanam itu menjadi tempat tinggal bagi orang - orang yang melampaui batas " ( Q.S An - Naba' : 21-22 ).

Tentang Surga, Allah 'azzawajalla berfirman,

Artinya :
" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga yang telah disediakan untuk orang - orang yang bertakwa " ( QS. Ali - Imran : 133 ).

Imam Qurtubi rahimahullah menjelaskan saat menafsirkan ayat ini,
" Para ulama menjelaskan bahwa surga telah tercipta dan telah ada sekarang. Berdasarkan firman Allah ta'ala, " Telah disediakan untuk orang - orang yang bertakwa ". Dan keyakinan seperti ini, telah ada keterangan secara jelas dalam hadis yang menceritakan tentang Isra'. Baik yang terdapat dalam Shahihain ( Shahih Bukhori dan Shahih Muslim ) maupun kitab hadis lainnya. " ( Al - Jaami' Li Ahkaamil Qur'an, 5/316 ).

Dalam ayat lain 

Artinya :
" Telah disediakan untuk orang - orang yang beriman kepada Allah dan Rasul - rasul - Nya " ( QS. An - Najm : 13-15 )

Allah juga berfirman tentang surga, saat menceritakan peristiwa isra' mi' raj Nabi Shallallahu' alaihi wa sallam,
" Dan sesungguhnya Muhammad melihat Jibril itu ( dalam rupanya yang asli ) sekali lagi. Di sisi Sidratul Muntaha. Di sisi Sidratul Muntaha ada surga, tempat tinggal orang - orang mukmin " ( QS. An - Najm : 13-15 ).

Saat peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam melihat Sidrotul Muntaha tersebut ada surga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang terdapat dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim. Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu' anhu, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

" Kemudan Jibril mengajakku ke Sidratul Muntaha. Ia diselaputi warna - warni yang tidak Aku ketahui. Lalu Aku dibawa masuk ke dalam syurga. Ternyata di dalamnya terdapat dinding - dinding yang terbuat dari permata, dan debu dari wewangian kasturi " ( HR. Bukhari dan Muslim ).

" Sesungguhnya apabila salah seorang dari kalian meninggal ( ketika berada di alam kubur. Pent ), maka akan ditampakkan calon tempat tinggalnya nanti di akhirat, setiap pagi dan petang. Bila dia penghuni surga maka ditampakkan kepadanya surga. Bila dia termasuk penghuni neraka maka ditampakkan kepadanya neraka. Lalu dikatakan kepadanya, " Ini calon tempat tinggalmu nanti. Hingga Allah Subhanahu wa Ta'ala membangkitkanmu di hari kiamat " ( HR. Bukhari & Muslim ).
Dalam hadis Barra' bin 'Azib, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

" Lalu terdengar seruan dari langit, " Hambaku benar, maka bentangkanlah baginya ( permadani ) dari surga, dan pakaikanlah pakaian dari surga, lalu bukakanlah untuknya satu pintu menuju surga. Nabi melanjutkan sabdanya, " Lalu datanglah semerbak wewangian surga.." ( HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah ).
Kemudian dari Ibunda 'Aisyah radhiyallahu'anha, bahwa beliau pernah menceritakan, " Pernah terjadi gerhana matahari semasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup.." 

" Aku ( yakni Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam ) melihat di tempatku berdiri ini, segala sesuatu yang dijanjikan kepada kalian. Sampai Aku melihat diriku ingin memetik setangkai buah dari surga, ketika kalian melihatku melangkah maju. Aku juga melihat neraka Jahanam yang saling menghancurkan satu sama lain, itu terjadi saat kalian melihatku melangkah mundur " ( HR. Muslim ).

Dari Ka'ab bin Malik radhiyallahu' anhu, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
" Sesungguhnya ruh orang mukmin itu adalah burung yang bergelantung di pohon surga. Hingga Allah mengembalikan ruh itu ke badannya di hari kiamat nanti " ( HR. Malik, Ahmad dan Nasai. Dinilai Shahih oleh Syeikh Albani dalam tahqiq beliau untuk kitab Aqidah Thahawiyah ).
Hadis ini secara gamblang menjelaskan , bahwa ruh orang - orang beriman akan berada di surga sebelum hari kiamat terjadi.

Makanan Ahli Surga

1. Buah - buahan

Firman Allah Ta'ala 



وَأَمْدَدْنَاهُم بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ ﴿٢٢﴾
 Waamdadnahum bifakihatin walahmin mimma yashtahoona

yang artinya : " Dan ( penduduk surga itu ) kami tambahkan kepada mereka ( dari waktu ke waktu ), dengan buah - buahan dan daging dari berbagai jenis yang mereka ingini. " ( Surah Al - Tur 52:22 )

2. Daging

Firman Allah Ta'ala 
وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ ﴿٢٠﴾
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ ﴿٢١﴾


yang artinya : " Dan juga ( dibawakan kepada mereka ) buah dari jenis - jenis yabg mereka pilih, serta daging burung dari jenis - jenis yang mereka ingini. " ( Surah Al - Waqi'ah 56:20 - 21 )

Neraka

Hari-hari mereka penuh dengan tangisan , ratapan dan penyesalan yang tiada henti-hentinya. Hari-hari penuh derita dan berjalan dengan sangat lambat, apa lagi satu hari disana adalah sama dengan setahun didunia.
Mereka merasakan kesakitan, kepanasan, kelaparan dan kehausan yang tak tertahankan. Setiap hari selama bertahun-tahun mereka mohon diturunkan hujan, tapi sayang…. Hujan yang mereka nanti-nantikan itu tidak kunjung datang. Suatu hari, disaat mereka memohon hujan, langit mendadak gelap gulita dipenuhi dengan mendung.
Ahli neraka dengan harap-harap cemas menanti hujan itu turun.
“Lihat, Itu adalah hujan yang bakal diturunkan oleh Allah Yang Maha Pengasih” kata sebagian dari mereka.

Kemudian hujan turun dengan dahsyatnya…. Air hujan yang mereka nantikan tapi yang turun adalah hujan batu berapi. Ketika batu jatuh di atas kepala mereka maka ia akan langsung menembus ke badan dan keluar melalui dubur mereka. Bukan kesegaran air hujan yang mereka dapatkan melainkan batu panas yang membakar tenggorokan dan menyisakan kepedihan yang mereka rasakan.
Tidak kapok-kapoknya mereka memohon hujan kepada Allah. Dan baru setelah seribu tahun, permohonan mereka dikabulkan. Maka kembali mendung yang gelap menyelimuti langit diikuti dengan petir yang menyambar-nyambar.
Mereka pada berkata: “Itu…barulah hujan yang sebenarnya”
Maka turunlah hujan yang diharap-harapkan tersebut. Sayang sekali, lagi-lagi bukan air yang turun melainkan ular-ular sebesar leher onta. Sekali menggigit, maka rasa sakitnya tidak akan hilang selama seribu tahun. Maka Allah tambahkan siksaan demi siksaan diatas siksaan mereka.


Setelah hampir putus asa, mereka teringat ba
hwa penjaga neraka adalah malaikat Malik. Maka mereka memanggil-manggil malaikat Malik memohon belas kasihan. Selama tujuh puluh ribu tahun mereka memanggil, suara mereka sudah hampir habis, tenggorokan sudah kering tapi tiada jawaban dari malaikat Malik. Baru kemudian Allah menyuruh malaikat Malik untuk menjawab panggilan mereka.


“Hei Ahli neraka, Kamu mau apa hei orang-orang yang dimurkai Allah?” kata malaikat Malik


“Hai malaikat Malik, berilah kami seteguk air untuk melepaskan dahaga kami” pinta mereka dengan suara yang sangat menghiba.


“Api telah memakan daging dan tulang-tulang kami, kulit kami sudah pecah-pecah dan terkelupas dan tulang-tulang kami telah hancur lebur menyisakan kesakitan yang tiada terkila, maka berilah kami seteguk air biar kami merasa sedikit segar” kata mereka memilukan.
Berbahagialah mereka karena malaikat Malik berkenan memberikan minuman kepada mereka.

Dengan segera dituangkannya air panas diatas kepala mereka…. dan dengan penuh suka cita mereka menerima air tersebut dengan menengadahkan kedua tangannya. Begitu air sampai ditangan, maka rontoklah jari-jemarinya karena kepanasan. Walau begitu , mereka masih juga meminum air panas tersebut bagai unta yang kehausan. Ketika air mengenai wajah dan masuk keperut mereka, mata mereka menjadi buta seketika , kulit wajah mengelupas dan putuslah usus-usus dalam perut mereka. Air yang mereka harapkan kesegarannya, ternyata justru menambah haus dahaga dan penderitaan.

Mereka pun merasa lapar yang sangat luar biasa. Kelaparan yang mampu menghabiskan berbakul-bakul makanan. Maka mereka memohon diberi makanan..
Dengan segera malaikat Malik memberi zaqqum kepada mereka.
Suatu makanan yang berduri dan panas luar biasa, mereka makan dengan sangat lahapnya. Ketika mereka memakannya, perut serasa mendidih sampai otakpun ikut mendidih, api menjilat-jilat keluar dari mulutnya dan satu persatu rontoklah setiap anggota badannya.
Itulah balasan ahli neraka.

Lain orang didunia lain pula ahli neraka.
Bila orang didunia sakit, maka kesembuhanlah yang dimintanya. Bila telanjang maka pakaianlah yang dicarinya. Bila haus maka minumlah yang diinginkannya dan bila lapar maka makanlah yang diharapkannya. Tetapi ahli neraka Bila mereka telanjang karena pakaiannya habis terbakar, bukan pakaian yang ia minta karena pakaian mereka terbuat dari lelehan aspal. Nggak make pakaian, tubuhnya langsung terbakar api neraka, make pakaian justru panasnya tak terkirakan. Bila mereka lapar, bukan makanan yang mereka harapkan karena makanan mereka adalah zaqqum yang berduri dan panas membara mendidihkan perutnya. Bila mereka haus bukan juga minuman yang mereka inginkan karena sekalinya mereka dikasih minuman yang panasnya tak tertahankan, merontokkan usus-usus dalam perut mereka.

Mereka hidup kesakitan tetapi bukan kesembuhan yang mereka harapkan melainkan kematian yang diidamkannya. Tetapi sayang kematian takkan bisa diharapkannya karena mereka bakal hidup selama-lamanya tanpa kematian.


Makanan Ahli neraka

1. Zaqqum : rupanya sangat buruk tampaknya kepala setan dan berasal dari pohon yang keluar dari dasar neraka.

Firman Allah Ta'ala 

{إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الأثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ

yang artinya :" ( Ingatlah ), sesungguhnya pohon zaqqum, ( Buahnya ) menjadi makanan bagi orang yang berdosa ( dalam neraka ). ( Makanan ini pula panas ) seperti tembaga cair, mendidih dalam perut, seperti mendidihnya air yang meluap - luap panasnya. " ( Surah Ad - Dukhaan 44:43 - 46 )

Firman Allah Ta'ala yang artinya : " Manakah yang lebih baik, limpah karunia yang ditentukan itu atau pohon zaqqum?. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu satu ujian bagi orang - orang yang zalim ( di dunia dan siksaan bagi mereka du akhirat ). Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang tumbuh di dasar neraka yang menyala menjulang. Buahnya tampaknya kepala setan. Maka sudah tentu mereka akan makan dari buahnya ( Sekalipun pahit dan dan busuk ), sehingga mereka memenuhi perut darinya. Kemudian, sesungguhnya mereka akan memperoleh lagi - selain itu satu minuman campuran dari air mendidih. Setelah ( Mereka dibawa minum ) maka tempat kembali mereka tetaplah ke dalam api yang menyala - nyala. " ( Surah As - Saaffaat 37:62 - 68 )



Firman Allah SWT: “(Makanan syurga) itulah hidangan yang lebih baik ataukah pohon Zaqqum? Sesungguhnya kami menjadikan pohon Zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya (buahnya) seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah Zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon Zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian (setelah mereka dibawa minum) sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim”. (As Shaffat: 62 – 68 )

Kesakitan yang berganda. Azab di atasnya azab. Tidak cukup dengan azab Zaqqum, minuman ahli neraka juga turut menambah penderitaan. Allahumma Ajirna Minan Nar!

Firman Allah SWT: “(Ingatlah), sesungguhnya pokok Zaqqum; (Buahnya) menjadi makanan bagi orang yang berdosa (dalam Neraka). (Makanan ini pula panas) seperti tembaga cair, mendidih dalam perut; Seperti mendidihnya air yang meluap-luap panasnya. (Surah Ad Dukhan ayat 43-46).

Wal’iyazu billah. Cerita pasal neraka semuanya azab belaka. Semuanya kesakitan dan penderitaan yang tiada penghujungnya. Bila semuanya azab, memakan buahan neraka sahaja sudah cukup mengazab dan menyakitkan.

Firman Allah SWT: “Kemudian, sesungguhnya kamu wahai orang-orang yang sesat yang mendustakan (kedatangan hari kiamat), Tetap akan memakan (pada hari itu) dari sebatang pokok, iaitu pokok zaqqum,

“Maka kamu akan memenuhi perut kamu dari pokok (yang pahit buahnya) itu", (Surah Al Waqi’ah ayat 51-53).

Sebagaimana yang digambarkan bahawa Zaqqum adalah buah dari pepohon berduri. Memakannya tidak menjadikan seseorang gemuk dan tidak pula menghilangkan kelaparan. Jika pohon ini diletakkan didunia, maka akan hancurlah bumi beserta isinya.

Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia, nescaya akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah dalam sunannya, kitab Az-Zuhud, bab Sifat An Nar, 8/4325.)

Penghuni neraka akan selalu lapar, mereka akan selalu tergesa-gesa meluru kedasar neraka, untuk memakan apapun yang dapat mereka temukan. Di dasar neraka ini mereka akan dipaksa memakan buah dari pohon Zaqqum. Dahsyatnya Zaqqum. Belum pun disentuh, bibir penghuni neraka akan terbakar sehingga nampaklah gigi-gigi mereka.

Tidak sekadar itu. Jika ia dimakan juga, buah tersebut akan membakar wajah beserta organ dalam tubuh mereka manakala duri Zaqqum yang ditelan akan serta merta merobekkan kerongkongan mereka saat ia ditelan. Sebelum buah itu sampai ke dasar perut, ia akan segerakan membakar dan mengeluarkan isi perut.

Andai bumi boleh hancur lebur dek kepanasan setetes sahaja dari buah buah Zaqqum itu, bayangkan bagaimanakah keadaan mulut, bibir, kerongkong, perut dan usus ahli neraka setiap kali ia cuba menjamah buah dari pepohon neraka ini? Allahu Akbar!

Nota: Zaqqum dalam masyarakat Arab jahiliah adalah sejenis makanan penduduk Makkah yang diadun dari kurma dan keju.

Ibnu Abbas rdhma berkata: Ketika Firman Allah SWT turun: “Sesungguhnya (buah) pohon Zaqqum itu, (adalah) makanan bagi orang yang banyak berdosa dosa.” (Surah Ad Dukhan ayat 43-44), maka Abu Jahal pun berkata: “Kurma dan keju itu kami sebut Zaqqum.” maka Allah pun menurunkan ayat: “Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala.”





Rasulullah Saw.bersabda: "Saat-saat yang menyedihkan bagi penghuni neraka adalah sewaktu mereka merintih-rintih: "Wahai Tuhan kami, siksa telah meliputi kami." Mereka terpenjara didalam neraka, terbelenggu dengan belenggu neraka. Kalau mereka diam tidaklah dikasihi, mereka sabarpun tidak selamat. Jika mereka merintih tidaklah memperoleh perhatian.
Mereka merintih-rintih dengan kerusakan, celaka serta hina. Mereka digandeng bersama-sama didalam penjara yang kekal serta diliputi rasa penyesalan. Mereka disiksa lama sekali, tempat masuk mereka sempit, nanah mereka mengalir terus, aurat mereka terbuka dan warna mereka berubah."

Orang-orang yang celaka itu berkata: "Ya Tuhan kami, kesesatan telah mengalahkan kepada kami, dan kami ini adalah termasuk kaum yang sesat. Ya Tuhan kami, hilangkanlah dari kami siksa ini, sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang beriman."

Rasulullah Saw. bersabda: "Saat-saat yang paling menyedihkan bagi ahli neraka adalah disaat Allah menciptakan gunung bagi mereka, yang dinamakan "Gunung Shu'ud" Mereka naik pada tanjakan gunung tersebut dengan (menyeret) wajah mereka selama 1.000 tahun. Sehingga saat mereka bisa menaiki gunung itu, gunung itu melemparkan mereka kedasar neraka Jahanam (akhirnya) mereka semua menyesal menaikinya."
Rasulullah Saw. bersabda: "Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka meminta hujan, maka datanglah mendung yang hitam diatas mereka, lalu mereka berkata: "Hendak turun hujan dari sisi Allah Yang Maha Penyayang." Maka turunlah bebatuan neraka kepada mereka yang langsung menimpa kepala mereka, kemudian batu itu keluar dari duburnya.
Lalu mereka meminta kepada Allah Swt. selama 1.000 tahun agar diturunkan hujan kepada mereka, lalu tampaklah awan hitam diatas mereka, maka berkatalah mereka: "Inilah awan hujan." Ternyata yang menghujani mereka adalah ular-ular yang besarnya bagai leher unta. Dan barang siapa yang digigit ular itu dengan sekali gigitan, maka tidak akan hilang sakit akibat gigitan tersebut selama 1.000 tahun."

Allah Swt. berfirman yang artinya: "Kami tambahkan kepada mereka dengan siksa diatas suatu siksa yang akibat dari mereka selalu berbuat kerusakan." (Qs. An-Nahl: 88).
Rasulullah Saw. berbada: "Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka memanggil Malaikat Malik as. selama 70.000 tahun dan mereka tidak mendapat jawaban.
Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Malaikat Malik tidak mau menjawab kepada kami." Kemudian Allah Swt. berfirman: "Wahai Malik, jawablah ahli neraka ini." Lalu Malaikat Malik berkata: "Apakah yang kalian katakan wahai ahli neraka, orang-orang yang dimurkai Allah."
Maka mereka menjawab: "Wahai Malik, berilah kami minum agar kami merasa puas olehnya, karena api-api telah membakar daging-daging kami, tulang-tulang kami, kulit-kulit kami, serta telah merobek-robek tulang kami dan telah memotong-motong hati kami."
Lalu Malaikat Malik memberikan kepada mereka minuman air yang mendidih. Pada saat minuman itu mereka pegang, maka rontoklah jari-jari mereka. Saat air itu telah sampai kewajah mereka, maka berjatuhanlah mata dan pipi mereka. Dan disaat air itu masuk keperut mereka, maka, terputuslah usus-usus dan hati mereka."
Rasulullah Saw. bersabda: "Saat-saat yang menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka menginginkan makanan, maka didatangkanlah kepada mereka makanan kayu Zaqqum.
Ketika mereka memakannya maka mendidihlah apa yang ada didalam perut mereka dan otak mereka, serta gusi-gusi mereka. Kemudian keluarlah dari mulut mereka api yang menjilat-jilat dan rontoklah anggota tubuh mereka diantara telapak kakinya."
Rasulullah Saw. bersabda: "Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika dipakaikan kepada mereka pakaian dari cairan timah dan tembaga. Ketika pakaian itu dipakaikan kepada mereka, maka terkupaslah kulit mereka. Orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli.
Maka semua orang yang lapar sudah barang tentu menginginkan makanan kecuali ahli neraka, semua orang yang telanjang pasti membutuhkan pakaian kecuali ahli neraka, dan semua mayit itu menghendaki suatu kehidupan kecuali ahli neraka, karena sesungguhnya mereka itu selalu menghendaki kematian (tetapi mereka tidak dapat mati).
 



GISLIN

Firman Allah swt: Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di neraka ini Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (35-37 : al-Haqqah).

Ulama berselisih pendapat terhadap hakikat Gislin seperti berikut:
1~ Nanah ahli neraka yang keluar dari luka dan kemaluan mereka. (Ibnu Abbas)
2~ Pohon yang menjadi makanan ahli neraka. (Dahhak dan Rabie bin Anas)
3~ Air dari basuhan daging dan darah ahli neraka. (Akhfasy)

(3) DARIE’

Firman Allah swt:
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. ( 6 dan 7 : al-Ghasiah)
Para Ulama berselisih pendapat terhadap Darie’. Diantaranya adalah seperti berikut:
1~ Tumbuhan yang berduri yang melata di tanah. (Pendapat Ikrimah, Mujahid dan kebanyakan ulama tafsir).
2~ Batu (pendapat Said bin Jubair).
3~ Tumbuhan hijau yang busuk. Ianya dilemparkan laut ke daratan. (pendapat Khalil).
4~ Pohon berasal dari api neraka. (Pendapat Ibnu Abbas)


Pendapat yang dipilih adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Qurtubi:
“Pendapat yang lebih jelas adalah ianya pokok yang berduri seperti ianya di dunia. Daripada Ibnu Abbas ra,

Nabi saw bersabda: “ Darie adalah sesuatu yang ada dalam neraka. Ia meyerupai duri. Lebih pahit dari pokok lidah buaya. Lebih busuk dari bangkai. Lebih panas dari api. Allah swt namakannya sebagai Darie.” (Hadis riwayat Ibnu Mardawiyah – sanadnya lemah)

MAKANAN YANG SUKAR UNTUK DITELAN

Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyebabkan tercekik di kerongkong dan azab yang pedih. (12 – 13 : al-Haqqah)
Ibnu Abbas berkata:
“Makanan yang tidak boleh ditelan dan tersangkut di halkum. Tidak boleh turun ke perut dan tidak boleh dikeluarkan. Makanan ini adalah Gislin, Zaqqum dan Dharie.”

KELAPARAN YANG MENSIKSA

Abu Darda berkata: Rasulullah saw bersabda: “ Dicampakkan rasa lapar kepada ahli neraka. Kelaparan yang mereka rasai menyamai azab yang mereka alami dalam neraka. Lalu mereka menjerit meminta tolong dan mereka pun diberikan Darie yang tidak menghilangkan kelaparan mereka. Lalu mereka menjerit meminta makanan dan mereka pun dibawa makanan yang menyebabkan mereka tercekik.
Mereka teringat kalau tercekik didunia mereka hilangkan dengan air. Mereka pun meminta air minuman. Lalu mereka diberi air yang sangat panas dengan besi-besi panjang yang berkapala sabit. Muka mereka hangus terbakar apabila air ini menghampiri mereka. Segala isi perut terputus apabila masuk kedalam perut mereka.”
Hadis riwayat Tirmizi dengan sanad yang lemah. Kebanyakan apa yang disebut dalam hadis ini ada disebut dalam ayat Quran dan Hadis sahih yang lain.

Betapa mengerikannya gambaran pohon zaqqum,

1. Tumbuh dari dasar neraka
2. Dahannya menjuntai panjang
3. Bentuk buahnya sangat buruk, seperti kepala setan. Sekalipun orang tidak pernah ketemu wajah iblis, namun mendengar namanya saja, pasti sudah merinding.
4. Makanan ini tidak mengenyangkan dan tidak bisa menghilangkan kelaparan yang dialami penghuni neraka. Namun karena lapar, merekapun memakannya dengan lahap.
5. Makanan penduduk neraka akan menyebabkan tersedak. Karena makanan ini nyangkut di kerongkongan. Allah jelaskan,

إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا ( ) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا
“Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” (QS. Al-Muzammil: 12 – 13)
6. Setelah perutnya penuh dengan zaqqum, makanan ini mendidih dalam perutnya. Layaknya minyak mendidih di atas wajan.
7. Merekapun merasa kesakitan dan berusaha mencari minuman. Merekapun segera menuju al-Hamim, air mendidih yang sangat panas.
8. Mereka meminum Hamim itu, hingga putus usus-ususnya. Allah berfirman,



وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

”Mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.” (QS. Muhammad: 15).

Rosulullah SAW. bersabda :
"Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka meminta hujan, maka datanglah mendung yang hitam diatas mereka, lalu mereka berkata: "Hendak turun hujan dari sisi Allah Yang Maha Penyayang." Maka turunlah bebatuan neraka kepada mereka yang langsung menimpa kepala mereka, kemudian batu itu keluar dari duburnya.Lalu mereka meminta kepada Allah Swt. selama 1.000 tahun agar diturunkan hujan kepada mereka, lalu tampaklah awan hitam diatas mereka, maka berkatalah mereka: "Inilah awan hujan." Ternyata yang menghujani mereka adalah ular-ular yang besarnya bagai leher unta. Dan barang siapa yang digigit ular itu dengan sekali gigitan, maka tidak akan hilang sakit akibat gigitan tersebut selama 1.000 tahun."

Allah SWT berfirman :

 "Kami tambahkan kepada mereka dengan siksa diatas suatu siksa yang akibat dari mereka selalu berbuat kerusakan." (Qs. An-Nahl: 88).
Rosulullah SAW berbada :
"Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka memanggil Malaikat Malik as. selama 70.000 tahun dan mereka tidak mendapat jawaban.
Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Malaikat Malik tidak mau menjawab kepada kami."
Kemudian Allah SWT berfirman :
"Wahai Malik, jawablah ahli neraka ini." Lalu Malaikat Malik berkata: "Apakah yang kalian katakan wahai ahli neraka, orang-orang yang dimurkai Allah."
Maka mereka menjawab: "Wahai Malik, berilah kami minum agar kami merasa puas olehnya, karena api-api telah membakar daging-daging kami, tulang-tulang kami, kulit-kulit kami, serta telah merobek-robek tulang kami dan telah memotong-motong hati kami."
Lalu Malaikat Malik memberikan kepada mereka minuman air yang mendidih. Pada saat minuman itu mereka pegang, maka rontoklah jari-jari mereka. Saat air itu telah sampai kewajah mereka, maka berjatuhanlah mata dan pipi mereka. Dan disaat air itu masuk keperut mereka, maka, terputuslah usus-usus dan hati mereka."

Rosulullah SAW bersabda :

"Saat-saat yang menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka menginginkan makanan, maka didatangkanlah kepada mereka makanan kayu Zaqqum.
Ketika mereka memakannya maka mendidihlah apa yang ada didalam perut mereka dan otak mereka, serta gusi-gusi mereka. Kemudian keluarlah dari mulut mereka api yang menjilat-jilat dan rontoklah anggota tubuh mereka diantara telapak kakinya."
Rosulullah SAW. bersabda :
"Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika dipakaikan kepada mereka pakaian dari cairan timah dan tembaga. Ketika pakaian itu dipakaikan kepada mereka, maka terkupaslah kulit mereka. Orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli.
Maka semua orang yang lapar sudah barang tentu menginginkan makanan kecuali ahli neraka, semua orang yang telanjang pasti membutuhkan pakaian kecuali ahli neraka, dan semua mayit itu menghendaki suatu kehidupan kecuali ahli neraka, karena sesungguhnya mereka itu selalu menghendaki kematian (tetapi mereka tidak dapat mati)."



B. Minuman Ahli Neraka
1) Hamim: Minuman yang sangat panas sehingga usus boleh terpotong. 

Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Sifat Syurga yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa (ialah seperti berikut): ada padanya beberapa sungai dari air yang tidak berubah (rasa dan baunya), dan beberapa sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, serta beberapa sungai dari arak yang lazat bagi orang-orang yang meminumnya, dan juga beberapa sungai dari madu yang suci bersih. Dan ada pula untuk mereka di sana segala jenis buah-buahan, serta keredaan dari Tuhan mereka. (Adakah orang-orang yang tinggal kekal di dalam Syurga yang sedemikian itu keadaannya) sama seperti orang-orang yang tinggal kekal di dalam neraka dan diberi minum dari air yang menggelegak sehingga menjadikan isi perut mereka hancur? (Sudah tentu tidak sama)!” (Surah Muhammad 47:15)

2)Ghassaq

Ghassaq ini merupakan cairan nanah yang mengalir dari kulit ahli neraka. 

Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Ini sejenis azab seksa, maka hendaklah mereka merasainya, air panas yang menggelegak dan air danur yang mengalir (untuk minuman mereka)” (Surah Saad 38:57)
Sadid: Air Nanah.
Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Di belakangnya disediakan neraka Jahannam, dan ia akan diberi minum dari air danur (yang keluar dari tubuh ahli neraka).” (Surah Ibrahim 14:16) 

3)Muhl: Kotoran Minyak yang menggelegak.
Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “(Makanan ini pula panas) seperti tembaga cair, mendidih dalam perut, Seperti mendidihnya air yang meluap-luap panasnya.” (Surah Ad-Dukhaan 44:45-46).
Marilah kita sama-sama berdoa semoga segala amal ibadat yang kita lakukan ini mendapat ganjaran sebaik-baiknya daripada Allah. Siapa yang tidak mahu nikmat syurga. Jika kita inginkan nikmat itu, mari kita berusaha untuk mendapatkannya kelak di akhirat, sebuah negeri yang kekal abadi..

Selain Hamim (air mendidih), penduduk neraka juga mendapatkan minuman ghislin dan ghassaq.
Allah berfirman,

فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ ( ) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ ( ) لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ

“Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. 
( ) dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari ghislin (darah dan nanah). ( ) Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang rajin berdosa (orang kafir).” (QS. Al-Haqah: 35 – 37)

Di ayat lain, Allah berfirman,

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا ( ) إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا ( ) جَزَاءً وِفَاقًا

Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,  Selain air yang mendidih dan ghassaq (nanah) ( ) Sebagai pambalasan yang setimpal. (QS. An-Naba: 24 – 26).

Dr. Umar al-Asyqar menjelaskan,


والغسلين والغساق بمعنى واحد، وهو ما سال من جلود أهل النار من القيح والصديد، وقيل: ما يسيل من فروج النساء الزواني ومن نتن لحوم الكفرة وجلودهم، وقال القرطبى: هو عصارة أهل النار
Al-Ghislin dan al-Ghassaq memiliki makna sama, yaitu darah dan nanah yang keluar dari tubuh penghuni neraka. Ada juga yang menjelaskan, cairan yang keluar dari farji wanita pezina dan nanah bangkai orang kafir. Al-Qurthubi mengatakan, Minuman itu adalah perasan tubuh penghuni neraka. (al-Jannah wa an-Nar, hlm. 89)




kelaparan Yang Menyiksa

Abu Darda berkata, Rosulullah SAW bersabda :

“ Dicampakkan rasa lapar kepada ahli neraka. Kelaparan yang mereka rasai menyamai azab yang mereka alami dalam neraka. Lalu mereka menjerit meminta tolong dan mereka pun diberikan Darie yang tidak menghilangkan kelaparan mereka. Lalu mereka menjerit meminta makanan dan mereka pun dibawa makanan yang menyebabkan mereka tercekik.
Mereka teringat kalau tercekik didunia mereka hilangkan dengan air. Mereka pun meminta air minuman. Lalu mereka diberi air yang sangat panas dengan besi-besi panjang yang berkapala sabit. Muka mereka hangus terbakar apabila air ini menghampiri mereka. Segala isi perut terputus apabila masuk kedalam perut mereka.”
( Hadis riwayat Tirmizi dengan sanad yang lemah. Kebanyakan apa yang disebut dalam hadis ini ada disebut dalam ayat Quran dan Hadis sahih yang lain).

Betapa mengerikannya gambaran pohon zaqqum "

  1. Tumbuh dari dasar neraka
  2. Dahannya menjuntai panjang
  3. Bentuk buahnya sangat buruk, seperti kepala setan. Sekalipun orang tidak pernah ketemu wajah iblis, namun mendengar namanya saja, pasti sudah merinding.
  4. Makanan ini tidak mengenyangkan dan tidak bisa menghilangkan kelaparan yang dialami penghuni neraka. Namun karena lapar, merekapun memakannya dengan lahap.
  5. Makanan penduduk neraka akan menyebabkan tersedak. Karena makanan ini nyangkut di kerongkongan. Allah jelaskan :
    إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا ( ) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا
    “Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” (QS. Al-Muzammil: 12 – 13)
  6. Setelah perutnya penuh dengan zaqqum, makanan ini mendidih dalam perutnya. Layaknya minyak mendidih di atas wajan.
  7. Merekapun merasa kesakitan dan berusaha mencari minuman. Merekapun segera menuju al-Hamim, air mendidih yang sangat panas.
  8. Mereka meminum Hamim itu, hingga putus usus-ususnya.

Dalil mengenai adanya pasar di surga

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,


إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً

Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik’” (HR. Muslim no. 7324)

Keadaan di pasar surga

Sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi rahimahullah, pasar disurga adalah tempat berkumpul penduduk surga. Beliau berkata,
المراد بالسوق مجمع لهم يجتمعون كما يجتمع الناس في الدنيا في السوق ، ومعنى ( يأتونها كل جمعة ) أي : في مقدار كل جمعة أي أسبوع ، وليس هناك حقيقة أسبوع لفقد الشمس والليل والنهار
“yang dimaksud dengan pasar adalah tempat berkumpulnya manusia sebagaimana manusia di dunia berkumpul di pasar. Maksud dari ‘mereka mendatangi setiap hari Jumat’ adalah sebagaimana perkiraan lama waktu tiap jumat yaitu sepekan. Bukanlah makna ‘sepekan’ yang sebenarnya karena tidak ada matahari, siang dan malam (di surga).”[1]
Dan salah satu kenikmatan manusia adalah berjumpa dengan saudara dan teman-teman akrab mereka, saling menyapa, menanyakan keadaan, saling bercanda ringan, saling curhat. Ini menimbulkan kebahagiaan dan kenikmatan, apalagi sudah lama sekali tidak bertemu. Maka di surga juga disediakan kenikmatan seperti ini. Maka di surga juga disediakan sarana untuk menikmati hal ini. Dijelaskan dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah,

إن سوق الجنة هو مكان اللقاء للمؤمنين بعضهم لبعض؛ لازدياد النعيم بما يجدونه من لذة وسؤدد ، وتحدث بعضهم لبعض؛ وتذاكرهم بما كان في الدار الدنيا وما آلوا إليه في الدار الآخرة؛ ويتجدد هذا اللقاء كل جمعة كما جاء في الحديث؛ لرؤية بعضهم لبعض وأنس بعضهم ببعض

“Pasar di surga adalah tempar bertemunya kaum muslimin satu sama lain supaya bertambah kenikmatan. Merasakan kelezatan saling berbincang-bincang. Dan saling mengenang apa yang terjadi di dunia dan membicarakan apa yang mereka dapatkan di akhirat. Mereka bertemu setiap Jumat sebagaimana pada hadits, agar mereka bisa saling berjumpa satu sama lain.”[2]
Demikianlah ahli surga, sebagaimana jika kita bertemu dengan kawan lama dan berkumpul (reuni) maka sangat terasa nikmat dan bahgia jika kita mengnang masa-masa lalu yang indah, misalnya masa-masa ketika merintis dakwah, masa-masa ketika belajar bersama dan menjalani kehidupan bersama.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada jual-beli di surga. Yang ada hanya barang dagangan yang bisa diambil semaunya. Ini juga merupakan kenikmatan walaupun sebenarnya mereka bisa meminta apa yang mereka inginkan di sruga. Karena ada orang yang hobinya belanja, maka kenikmatan itu juga ada di surga. Allah Ta’ala berfirman,


وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya” (QS. Az-Zukhruf: 71)
dan Allah Ta’ala berfirman,
لَهُم مَّا يَشَاؤُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya” (QS. Qaaf: 35)

Hanya laki-laki saja yang ke pasar surga?

Syaikh Abdullah Al Faqih menyatakan,
فظاهر هذا الحديث أن الذين يذهبون إلى السوق هم الرجال وحدهم دون النساء. وذلك لأن الحديث ذكر أنهم يرجعون من السوق إلى أهليهم، يعني زوجاتهم، فدل رجوعهم إليهن على أنهن لم يكن يرافقنهم
“Dzahir hadits menunjukkan bahwa yang pergi ke pasar surga hanyalah laki-laki tanpa wanita. Karena dalam hadits disebutkan bahwa mereka kembali kepada keluarga mereka dari pasar yaitu istri-istri mereka. Kembalinya laki-laki kepada istri mereka menunjukkan bahwa istri mereka tidak ikut ke pasar surga.”[3]
Akan tetapi para wanita tidak perlu kecewa seandainya pendapat ini benar. Karena berkumpul dan keluarnya penduduk surga tidak hanya di pasar surga saja. Akan tetap mereka saling mengunjungi di rumah dan saling bertemu. Dijelaskan dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah,
ولم يكن لقاء بعضهم لبعض في سوق الجنة فحسب ، بل يتزاورون في المنازل ، وفي مخير المنازل من مرافق ، تحت الأشجار ، وعلى شواطئ الأنهار ، وفي جميع المنتزهات المختلفة ، متى شاءوا من الأوقات التي تتناسب معهم ويرتاحون لها بل ويرغبونها
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : إن أهل الجنة ليتزاورون فيها
إنها الزيارات الممتعة ، والحياة السعيدة ، والأنس الذي لا ينقطع ، واللذة المستمرة
“tidaklah pertemuan penduduk surga hanya di pasar saja akan tetapi mereka saling mengunjungi di rumah (kerajaan) mereka, Di rumah (kerajaan) siapa saja terserah mereka. Bisa bertemu di bawah pohon, di pinggir sungai dan di semua tempat rekreasi yang bermacam-macam. Kapan saja mereka ingin jika waktunya sesuai, mereka menikmatinya dan menginginkannya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “sesungguhnya penduduk surga saling mengunjungi”. Inilah saling mengunjungi yang memuaskan, kehidupan yang bahagia, hubungan sosial yang tidak terputus dan kelezatan yang terus-menerus.”[4]


Neraka merupakan seburuk-buruknya tempat untuk kembali. Ketika orang kafir dilemparkan ke dalam neraka, maka neraka pun akan teriak.

Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti tidak mau mengunjungi tempat ini walaupun hanya sebentar saja. Karena dahsyatnya siksa atau azab bagi penghuni tempat ini.


Di dalam al qur'an Allah Ta’ala berfirman dalam surat al mulk ayat 6 yang bunyinya :



وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ 

Artinya :
“ Dan orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. ”

Ayat diatas mengandung ancaman kepada mahluk yang kufur pada Allah,baik setan,iblis,manusia termasuk didalamnya. Mereka diancam siksaan neraka jahannam. Ancaman tersebut tidak hanya dialamatkan untuk syetan seperti yang tercantum pada surat Al mulk ayat ke 5 yang mana mengatakan tentang syetan yang mencuri berita dari langit lalu dilempari.

neraka
plus.google.com
Sejatinya Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, Allah memberi bumi dan seisinya untuk di manfaatkan oleh manusia. Jika manusia berbuat baik dan menjalankan semua perintah dan larangan Allah selama hidup di bumi maka surgalah tempat mereka kembali, Sebaliknya jika selama hidup di dunia mereka berbuat kerusakan serta melanggar perintah dan melakukan perbuatan yang di larang oleh Allah maka nerakalah tempat mereka akan kembali setelah mereka mengalami kematian.

Di dalam neraka mereka akan memperoleh siksa atau azab yang sebelumnya belum pernah terlintas di benak manusia. Karena dahsyatnya siksa yang di berikan kepada para penghuni neraka. Tetapi Allah memberikan sedikit gambaran bagaimana keadaan neraka dan para penghuninya melalui Hadist Nabi Muhammad SAW dan juga Alqur'an nulkarim.

Berikut ada beberapa gambaran keadaan neraka dan para penghuninya yang bersumber dari Al Qur'an dan Hadist Nabi. Semoga dengan mengetahui informasi ini kita dapat bertobat dari semua perbuatan tercela yang pernah kita lakukan dan berubah menjadi orang yang lebih baik lagi.


Gambaran Keadaan Neraka Menurut Al Qur'an dan Hadist Nabi



1. Neraka Jahannam, Seburuk-buruk Tempat Kembali


Allah SWR berfirman di dalam Al Qur'an,

“Dan orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Qur'an Surat Al Mulk: ayat 6).

Seperti yang sudah kita bahas di atas ayat ini merupakan ancaman bagi orang kafir, setan dan lainnya. Mereka diancam akan memperoleh siksa jahannam.

Neraka merupakan seburuk-buruk tempat kembali. Hidup di dunia ini hanyalah sementara dan hanya untuk mengumpulkan bekal saat kembali pulang ke pangkuan sang pencipta, bekal itu berupa amal dan ibadah kita selama hidup didunia.

Di alam akhirat kelak hanya ada dua pilihan tempat kembali yaitu surga atau neraka. Jika kelak neraka yang menjadi tempat kembali kita maka itulah seburuk-buruknya tempat untuk kembali.

2. Neraka Begitu Dalam


Diantara tujuh tingkatan neraka, Neraka yang paling pedih dan besar siksanya adalah neraka jahanam. Mengapa disebut dengan jahanam?  Jahannam memiliki arti sesuatu yang mempunyai dasar yang amat dalam.

Seperti di sebutkan dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah berikut ini,



“Kami dulu pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bertanya, “Tahukah kalian, apakah itu?”

Para sahabat pun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjelaskan, “Ini adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu dan batu tersebut baru sampai di dasar neraka saat ini.”

Coba anda bayangkan batu yang di jatuhkan ke dalam neraka dan baru sampai ke dasarnya selama tujuh puluh tahun, Hal ini membuktikan begitu dalamnya neraka.



3. Sifat Neraka: Neraka Berteriak dan Mendidih


Allah Ta’ala berfirman dalam al qur'an yang berbunyi,



إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ

“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak.” (Qur'an Surat Al Mulk: ayat 7).

Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari, atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Jarir atau ath-Thabari mengatakan jika kata syahiq pada surat di atas berarti suara yang keluar dari dalam bagian tubuh dgn sangat kuat layaknya seperti suara keledai. atau lebih singkatnya berarti teriakan. Di mana maksudnya adalah saat orang-orang kafir di lemparkan ke dalam neraka, neraka akan berteriak.



Ath Thobari juga mengatakan bahwa makna tafuur dalam ayat di atas adalah mendidih.

Sementara itu Sufyan Ats Tsauri mengatakan, Jika mendidihnya neraka di sebabkan oleh orang kafir yang di masukkan ke dalamnya. Sedangkan mendiddihnya neraka di gambarkan seumpama sebuah biji yang sedikit jumlahnya mendidih didalam air sangat banyak.

Demikian sedikit gambaran bagaimana keadaan neraka yang mendidih dan berteriak saat orang kafir di masukkan ke dalamnya.

4. Sifat Neraka: Neraka Marah


Tahukah kamu jika neraka sebagai makhluk Allah SWT juga mempunyai sifat marah. Neraka marah pada orang kafir yang masuk ke dalamnya sampai hampir terpecah-pecah.

Allah SWT berfirman di dalam alqur'an yang artinya :

“Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.” (Qur'an Surat Al Mulk: ayat 8).Ibnu ‘Abbas berkata bahwa neraka hampir saja terpecah lantaran marah.

Yang mempunyai perkataan sama dengan Ibnu ‘Abbas adalah Adh Dhohak serta Ibnu Zaid.

Saat orang kafir dimasukkan ke dalamnya saja, dia begitu marah.  


5. Jahannam Di bakar Selama 3000       Tahun


Neraka merupakan tempat yang sangat-sangat panas, Saking panasnya jika neraka terbuka sebesar lubang jarung saja maka akan mampu membakar seluruh penghuni dunia karena saking panasnya.

Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW bersabda “Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka apinya dinyalakan selama 1000 tahun sampai tampak merah. kemudian dinyalakan lagi selama 1000 tahun sampai kelihatan putih. Lalu dinyalakan lagi selama 1000 tahun sehingga terlihat hitam. Hingga sekarang neraka itu hitam serta gelap” (Hadits Riwayat at Tirmidzi dan Ibnu Majah).



6. Panasnya Api Neraka 70 Kali Panas Api Dunia


Api neraka memiliki panas 70 kali lipat dari panas api yang ada di bumi ini. Bisa kamu bayangkan bagaimana panasnya. Jika kita terkena api di bumi saja kita sudah merasakan panas yang bisa membuat kulit kita melepuh lantas bagaiman jika kita terkena panas tujuh puluh lipatnya?

Nabi Muhammad SAW sendiri telah menjelaskan hal ini dalam haditsnya seperti di riwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan At Tirmidzi.

Abu Hurairah ra. menyebutkan jika Rasulullah  SAW bersabda ” Api yang biasa kalian nyalakan merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya neraka jahanam”

“Ya Rasulullah, demi Allah sungguh api dunia ini benar-benar cukup panas," kata para sahabat beliau.

Rosul SAW kemudian melanjutkan “Tetapi sungguh api neraka jahanam 69 lebih panas dibandingkan api dunia, yang masing-masing bagian sama panasnya dengan api di dunia”



     Keadaan Hari Kiamat, Surga Dan Neraka 1. Tentang kebangkitan dari kubur, hari kiamat dan keadaan bumi pada hari kiamat ·          Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya akan datang seorang lelaki besar gemuk pada hari kiamat yang berat amalnya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk sekalipun. Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4991) ·          Hadis riwayat Abdullah bin Masud, ia berkata: Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata: Hai Muhammad atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam langit dengan satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan pepohonan dengan satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula semua makhluk yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan mereka semua sambil berfirman: Akulah Raja, Akulah Raja! Rasulullah tertawa kagum mendengar perkataan orang alim itu. Beliau membenarkan keterangan orang itu, kemudian membacakan ayat: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan- Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Shahih Muslim No.4992) ·          Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: Akulah raja! Manakah raja-raja bumi? (Shahih Muslim No.4994) ·          Hadis riwayat Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? ( Shahih Muslim No.4995) ·          Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun. (Shahih Muslim No.4998) 2. Hidangan ahli surga ·          Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Pada hari kiamat nanti, bumi bagaikan sepotong roti yang digoyang-goyangkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan tangan-Nya, sebagaimana seorang di antara kamu sekalian menggoyang-goyangkan rotinya dalam perjalanan yang menjadi hidangan bagi ahli surga. Tiba-tiba datang seorang Yahudi. Dia berkata: Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkatimu, hai Abul Qasim! Maukah engkau mendengar pemberitahuanku tentang hidangan ahli surga pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Bumi bagaikan sepotong roti (seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.) Mendengar perkataan itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memandang ke arah kami kemudian tertawa hingga tampak gigi-gigi geraham beliau. Orang itu berkata lagi: Maukah engkau aku beritahukan tentang lauk mereka? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Lauk mereka adalah palam dan nun. Para sahabat bertanya: Apakah itu? Orang itu menjawab: Yaitu banteng dan ikan paus, yang kelebihan hatinya saja (segumpal daging yang terpisah dan tergantung pada hati) dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang. (Shahih Muslim No.5000) 3. Pertanyaan orang Yahudi kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang roh dan firman Allah Taala: Mereka bertanya kepadamu tentang roh ·          Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. di suatu tanah pertanian di mana beliau bertongkatkan sebatang pelepah korma, tiba-tiba beliau lewat di hadapan beberapa orang Yahudi. Lalu mereka saling berbicara dengan yang lain: Tanyakanlah kepadanya tentang roh! Kemudian mereka berkata: Apakah yang membuat kamu sekalian bertanya kepadanya? Dia tidak akan membalas kamu sekalian dengan sesuatu yang tidak kamu sukai. Lalu sebagian mereka berkata lagi: Tanyakanlah kepadanya! Lalu sebagian mereka datang menghampiri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk bertanya tentang roh. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. terdiam tidak memberikan jawaban apapun, sehingga aku tahu beliau sedang diturunkan wahyu. Aku tetap berdiri di tempatku. Seusai wahyu turun, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membacakan ayat: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit. ( Shahih Muslim No.5002) 4. Tentang firman Allah Taala: Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang engkau berada di antara mereka ·          Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Abu Jahal berkata: Ya Allah, sekiranya Alquran ini benar datang dari sisi-Mu, maka turunkanlah hujan batu dari langit atau timpakan kepada kami siksa yang pedih. Lalu turunlah ayat: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk mendatangi Masjidilharam, sampai akhir ayat. ( Shahih Muslim No.5004) 5. Tentang awan (asap) ·          Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu: Dari Masruq berkata: Kami sedang duduk di dekat Abdullah bin Masud yang berbaring di antara kami. Tiba-tiba datang seorang lelaki menghampirinya seraya berkata: Hai Abu Abdurrahman, ada pendongeng di dekat pintu Kindah (pintu Kufah) yang bercerita dan beranggapan bahwa tanda awan akan datang, lalu mengambil pernafasan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin akan terserang seperti penyakit selesma karenanya. Lalu Abdullah berkata sambil duduk dan dalam keadaan marah: Wahai manusia, bertakwalah kemu sekalian kepada Allah! Barang siapa di antara kalian mengetahui sesuatu, maka hendaklah dia mengatakan apa yang dia ketahui. Dan barang siapa yang tidak mengetahui, maka hendaklah dia mengucapkan: Allahu a`lam. Karena Dia Maha Tahu terhadap seorang di antara kamu sekalian yang mengucapkan Allahu a`lam ketika dia tidak mengetahui. Sesungguhnya Allah telah berfirman kepada nabi-Nya: Katakanlah! Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian atas dakwahku dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-ada. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melihat orang-orang berpaling, beliau mengucapkan doa: “ Ya Allah, timpakanlah tujuh tahun masa sulit seperti yang menimpa kaum Nabi Yusuf”. Maka mereka tertimpa satu tahun masa paceklik yang menghabiskan segala sesuatu sehingga mereka memakan kulit dan bangkai karena kelaparan serta seorang di antara mereka memandang ke arah langit lalu terlihatlah olehnya segumpal awan. Lalu Abu Sufyan datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Hai Muhammad, sesungguhnya engkau datang memerintahkan untuk taat kepada Allah dan menyambung tali silaturahmi sementara itu kaummu telah hampir binasa tertimpa malapetaka, maka berdoalah kepada Allah untuk keselamatan mereka. Kemudian Allah Taala berfirman: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih, sampai firman Allah tentulah kalian akan kembali (ingkar). Abdullah berkata: Apakah akan diperlihatkan azab hari akhirat? Kemudian firman Allah yang berbunyi: Ingatlah hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. Hantaman yang keras itu terjadi pada perang Badar. Dan telah lewat ayat-ayat Dukhan, Bathsyah ( hantaman), lizam (kepastian siksa orang-orang kafir) dan ayat Rum. ( Shahih Muslim No.5006) 6. Terbelahnya bulan ·          Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Saksikanlah oleh kalian. (Shahih Muslim No.5010) ·          Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’ anhu: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No. 5013) ·          Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu: Sesungguhnya bulan pernah terbelah pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No. 5015) 7. Tidak seorang pun yang paling tahan terhadap sesuatu yang menyakitkan selain dari Allah ·          Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016) ·          Hadis riwayat Abdullah bin Qais Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan daripada Allah, karena meskipun mereka menyekutukan Allah serta beranggapan bahwa Allah memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan rezeki, kesehatan serta menganugerahkan apa yang mereka minta. (Shahih Muslim No.5017) 8. Permohonan orang kafir untuk menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi ·          Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Allah berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: Seandainya kamu mempunyai dunia serta isinya, apakah kamu akan menebus dengan semua itu? Orang itu menjawab: Ya. Allah berfirman: Aku telah meminta darimu yang lebih ringan daripada ini ketika kamu masih berada di tulang punggung Adam, yaitu agar kamu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu (aku kira beliau juga bersabda) dan Aku tidak akan memasukkanmu ke neraka. Tetapi kemudian kamu enggan dan tetap menyekutukan-Ku. (Shahih Muslim No.5018) 9. Orang kafir akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya ·          Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: Bahwa seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana seorang kafir dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Bukankah Tuhan Yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya di dunia juga berkuasa untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5020) 10. Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman perumpamaan orang kafir itu seperti pohon cemara ·          Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (Shahih Muslim No. 5024) ·          Hadis riwayat Kaab bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus. (Shahih Muslim No.5025) 11. Perumpamaan orang mukmin adalah seperti pohon kurma ·          Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya di antara jenis pohon terdapat satu pohon yang tidak mudah gugur daunnya yang diumpamakan seperti seorang muslim. Sebutkanlah pohon apakah itu? Lalu orang-orang banyak yang mengira pohon padang pasir dan aku sendiri mengira bahwa itu adalah pohon kurma tetapi aku malu mengatakannya. Kemudian mereka berseru: Wahai Rasulullah, sebutkanlah kepada kami pohon apakah itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Ia adalah pohon kurma. Abdullah bin Umar berkata: Lalu menceritakan hal itu kepada Umar. Dia berkata: Seandainya kamu telah mengatakannya langsung itu pohon kurma adalah lebih aku sukai daripada kamu berkata begini, begini. (Shahih Muslim No.5027) 12. Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya, melainkan karena rahmat Allah ·          Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bahwa beliau bersabda: Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat- Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar. (Shahih Muslim No.5036) 13. Memperbanyak amal dan bersungguh-sungguh dalam beribadat ·          Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengerjakan salat sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak, lalu beliau ditanya: Apakah engkau masih membebankan dirimu dengan beribadah seperti padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang? Kemudian beliau menjawab: Apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5044) ·          Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melaksanakan salat, beliau berdiri (lama sekali) sampai kedua kaki (telapak) beliau pecah-pecah. Aisyah Radhiyallahu’anhu bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini padahal dosamu yang terdahulu dan yang akan datang telah diampuni? Lalu beliau menjawab: Wahai Aisyah, apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur. (Shahih Muslim No.5046) 14. Pemberian nasehat secukupnya ·          Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu: Dari Syaqiq bin Salamah, ia berkata: Ketika kami sedang duduk di muka pintu rumah Abdullah untuk menunggu kedatangannya, lewatlah di hadapan kami Yazid bin Muawiyah An-Nakha`i lalu kami berkata kepadanya: Sampaikan kepada Abdullah di mana tempat kami berada! Yazid kemudian masuk menemui Abdullah. Tidak lama kemudian Abdullah keluar menjumpai kami dan berkata: Sesungguhnya aku diberitahukan di mana tempat kamu sekalian berada dan tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali takut membuat kalian jemu. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu memilih waktu yang tepat untuk memberikan nasehat kepada kami dalam beberapa hari karena takut kami akan merasa bosan. (Shahih Muslim No.5047)  

Komentar